Headlines News :
Home » » 2.3 Struktur

2.3 Struktur

Written By udhernetwork on Rabu, 17 April 2013 | 23.45

Bangunan good building bisa diartikan bangunan yang kokoh,indah terjangkau masalah harga dan berkarakter. Sejarah  stasiun Jakarta kota selesai dibangun pada tahun 1929 . perancangannya Fransh Johan Lowrens Gijhsels, arsitek dari belanda yang lahir di tulung agung dan dibantu oleh dua sahabat nya yaitu Hein Von Ensen dan F Stolts. Sekarang stasiun Jakarta kota menjadi salah satu bangunan cagar budaya yang harus dilindungi meskipun masih beroperasi setiap harinya.
Perancangan bangunan stasiun kota merupakan perpaduan antara struktur dan tehnik modern barat dipadukan dengan bentuk-bentuk tradisional yang menyatu dengan area sekitarnya. Dengan bantuan Art Deco bengunannya menyimbolkan kesederhanaan. Keindahannya dapat dirasakan dari komposisi unit masa dengan ketinggian dan atap yang bentuknya berbeda-beda. pola struktur bangunan stasiun menggunakan system Grid terpusat dan disesuaikan dengan bentangan lebar yang ada.
Dalam perancangannya stasiun jakarta kota terbagi menjadi 3 unit bagian yaitu: unit bagian kepala, unit bagian sayap (gerbang utama masuk & peron), unit bagian menara. Secara keseluruhan stasiun Jakarta kota membentuk huruf  T denah itu memiliki keunikan dan cirri khas tersendiri .



Struktur bangunan menggunakan kombinasi antara kerangka beton dan kerangka baja. Di ruang tunggu atau Peron kolom bagian dasar lantai  menggunakan plat baja dengan tumpuan sendi lalu diberi baut terhadap batang kolom baja tersebut yang bertujuan memberikan elastisitas menahan beban atap dan juga menahan getaran dari kereta api. Jenis batang kolom menggunakan Baja I lalu disetiap sisi sisinya diberi paku keling.
   
 








Di bagian ujung batang kolom diberi plat siku yang difungsikan sebagai penyangga gordeng atap jarak antar gordeng sendiri sekitar 60 cm. Jenis atap yang digunakan yaitu plat baja lengkung Talang air ny juga menggunakan plat baja. 
  

Di ruang hall atau loby samping, matrial kolom menggunakan baja I yang dilapisi beton (baja komposit), kolom tersebut berbentuk melengkung mengikuti bentuk atap sama seperti hal nya diruang tunggu/peron. baloknya juga menggunakan matrial baja yang dibungkus dengan beton, gordengnya pun sama dilapisi beton.  Ke unggulannya struktur baja yang dilapisi Beton yaitu :
•    Menambah daya tekan baja tersebut
•    Agar baja tidak mudah korosit karna adanya lapisan beton yang menyelimuti baja tersebut .
•    Lapisan beton tersebut dapat menyatukan dinding–dinding yang seakan terlihat kuat dan kokoh

Dibagian ruang tunggu berhenti nya kereta penumpang terdapat kanopi yang menggunakan struktur baja . detail struktur tersebut:





Pada bagian kolom menggunakan profil baja I yang ditanam atau dibaut dilantai, pada bagian ujung nya diberi siku yang difungsikan sebagai penopang gordeng, lalu gordeng tersebut berfungsi sebagai penahan atap kanopi berbentuk sirap. Talang datar bagian tengah menggunakan plat baja yang disalurkan ke talang tegak kemudian dibuang ke roil .
Bidang bangunan lainnya selain ruang tunggu atau peron menggunakan atap dak beton. Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa kombinasi atap lengkung dan dak beton itulah yang menjadi ciri khas dari stasiun ini dengan atapnya yang tinggi serta kuat dan tahan lama kokoh sehingga menyebabkan udara didalam tidak terasa panas/pengap walaupun banyak berkerumujnan orang yang menunggu pemberangkatan kereta.
Stasiun Jakarta kota sebagian bangunannya berbentuk outdor, sehingga memungkinkan untuk pengurangan pencahayaan dan ketergangtungan akan energy listrik disiang hari. Yang mengesankan dari bangunan ini adalah bangunan ini dibuat hamper 80 tahun yang lalu, untuk bagian atap ada celah yang berguna untuk sirkulasi udara dan pencahayaan.
Share this post :

Posting Komentar

 
Support : Arsitektur Universitas Lampung | udherdhoank | Poetra_sesano | Suwan_Onek
Copyright © 2013. Arsitektur Unila
Template Created by Creating Website Published by Arsitektur Unila
Proudly powered by Blogger