Gedung rektorat universitas Indonesia dibangun pada tahun 1984-1987, hasil perancangan dari Prof. Gunawan. Gedung rektorat universitas Indonesia mempunyai 4 tiang utama sebagai penyangga atap dan bisa disebut dengan bangunan candi. Gedung rektorat ini mempunyai 4 bangunan pendamping berbentuk seperti pendopo yang direncanakan sebagai lembaga atau ruang pameran atau galeri. Berdasarkan ketentuan pemerintah setempat, batas bangunan pemerintahan pada waktu itu mencapai 8 lantai. Akses masuk terdapat pada pintu semi basement dan lantai dasar. Tinggi per lantainya 4,2 meter sehingga jika seluruh lantai dijumlahkan bisa mencapai 40 meter. Pada lantai teratas ditopang oleh atap yang berbentuk runcing yang mempunyai filosofi sebagai sentral list yang mempunyai arti sebagai bentuk analisis yang memusat dan memanjang. Untuk bagian memusat mengadopsi bentuk dari kerajaan-kerajaan yang terkenal di pulau Jawa. Untuk bagian memanjang merupakan bentuk bangunan fakultas dan bagian memusat merupakan pusat administrasi. Bangungan yang terdiri dari banyak lantai ini punya konsep desain serta gaya arsitektur yang menarik, meski punya susunan konstruksi yang agak rumit. Konstruksi maupun kerangka yang jumlahnya juga banyak ini bisa terlihat dengan jelas. Hal ini disebabkan karena dinding pada bangunan tidak berupa tembok dari batu bata, namun terdiri dari susunan kaca yang berfungsi sebagai jendela. Jendela kaca ini dipasang secara mendatar dan memenuhi semua dinding yang berada di setiap lantai atau tingkat bangunan. Penggunaan dinding yang hanya berupa jendela kaca ini tentu akan memberi efek yang sangat menguntungkan yaitu sistem pencahayaan alami bisa berjalan lebih maksimal sehingga dapat menghemat penggunaan energy listrik untuk memberi penerangan pada ruang yang berada di dalam. Selain itu sirkulasi udara juga berjalan dengan baik karena udara bisa keluar masuk ruang dengan lancar. Sedang keuntungan lainnya adalah dengan memakai dinding dari jendela kaca, maka biaya yang dikeluarkan juga lebih hemat. Dibanding dengan dinding dari batu bata, tentu dinding kaca jauh lebih murah dan hemat. Yang cukup menarik dari arsitektur bangunan ini adalah pembagian ruang menjadi empat. Tapi bagian bawah dari ruangan ini disatukan dengan atap teritis yang berada dilantai paling bawah atau pertama dan lantai yang kedua. Sedang beberapa lantai lain yang ada di atasnya, atap teritis ini dibuat secara terpisah-pisah. Kemudian atap yang ada di bagian paling atas dari masing-masing ruang juga dibuat secara terpisah, menggunakan bentuk atap limas seperti yang sering diaplikasikan pada bangunan gaya joglo yang ada di daerah Jawa. Namun bagian puncak atap ini tidak berbentuk lancip, melainkan terpotong pada bagian atasnya dan membentuk bidang kotak yang datar. Hal lain yang menjadikan arstitektur bangunan ini terlihat makin unik tetapi tetap megah adalah terdapatnya atap lain yang ada di tengah dan menyatukan semua bangunan ruang yang berada dibawahnya. Sehingga bangunan ruang tersebut tetap tampil sebagai satu kesatuan yang utuh. Atap ini juga menggunakan bentuk limas, namun terlihat secara utuh tidak terpotong seperti atap limas yang ada dibawah. Bentuknya tetap lancip dan membentuk bidang segitiga pada masing-masing sisi. Ukuran atap ini cukup tinggi, menjadikan bentuk bangunan terlihat makin gagah dan menjulang tinggi. Di bagian bawahnya, juga terdapat dinding yang juga punya ukuran agak tinggi dan ditutup kaca dengan ukuran yang lebih besar. Dan pada bagian tengah dinding kaca inilah dipasang simbol atau logo Universitas Indonesia, menggunakan warna putih pada semua bagian. Meski hanya menggunakan satu warna saja, tapi tampilan logo ini tetap terlihat jelas karena punya ukuran yang cukup besar. Selain itu logo ini juga tidak terhalang oleh suatu element yang ada di depan. Semua atap yang diberi warna coklat juga memberi kesan yang sangat hangat dan mampu tampil sebagai warna utama bangunan atau point of colour. Dan yang tidak kalah penting, warna coklat ini bisa menghilangkan nuansa yang terlalu metropolis pada pemakaian dinding kaca pada semua bagian dinding. Pembagian zoning ruang pada gedung rektorat adalah sebagai berikut :
- Pada lantai umum atau semi basement dipergunakan sebagai hall atau koridor untuk melayani mahasiswa.
- Pada lantai dasar atau lantai 1 dipergunakan sebagai ruang kerja rektor.
- Pada lantai 2 digunakan sebagai ruang administrasi mahasiswa.
- Di lantai paling atas terdapat mushola dan mesin lift
Posting Komentar